Penghambat Anak Sekolah Dasar Untuk Mencar Ilmu Bahasa Inggris

Perkembangan dan penguasaan teknologi telah memaksa komitmen internasional untuk memakai satu bahasa baku yang berlaku dinegara manapun, yaitu Bahasa Inggris. Hampir disetiap negara dibelahan bumi ini tampaknya menyepakati bahwa bahasa internasional yang berlaku yakni Bahasa Inggris. Hal inilah yang justru menjadi fenomena bangsa Indonesia, dimana bahasa Inggris masuk dalam jajaran pelajaran yang ternyata tidak disukai oleh sebagian besar siswa dari mulai tingkat SD hingga tingkat akademi tinggi. Sudah bukan diam-diam lagi, bahwa mereka (siswa) bergotong-royong ingin (berniat) menguasai bahasa Inggris, tetapi kemudian muncul permasalahan-permasalahan yang justru menciptakan mereka malas untuk mencar ilmu lebih tekun lagi dengan pelajaran bahasa Inggris. Ada beberapa hal yang menghambat cita-cita para siswa untuk mencar ilmu bahasa Inggris, diantaranya: 



  1. Pemikiran yang terlalu sederhana (lebih rendah dari sederhana) wacana bahasa Inggris, alasannya yakni bahasa Inggris bukanlah bahasa ibu (mother tongue) sehingga mereka (siswa) merasa tidak telalu berminat untuk mempelajari lebih jauh bahasa Inggris.
  2. Kurangnya aksentuasi penggunaan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari, sehingga bahasa Inggris bagaikan air diatas daun talas, kini mencar ilmu besok lupa. 
  3. Lingkungan yang kurang mendukung dalam penguasaan bahasa Inggris. Jarang (sedikit) disuatu sekolah atau masyarakat terjadi pembicaraan yang "ngaco" dalam bahasa adonan (sebagian Inggris, sebagian Indonesia, sebagian Daerah) antar siswa. Padahal ini merupakan salah satu cara termudah untuk membiasakan penggunaan bahasa Inggris dalam penerapan kehidupan sehari-hari. Tidak terasa tapi niscaya penguasaan kosa kata akan bertambah setiap harinya.
  4. Pemikiran mereka (siswa) belum bisa menjangkau jauh kedepan wacana perlunya menguasai bahasa Inggris di suatu hari. Generasi kini yakni generasi dengan pemikiran instan, apa yang dipelajari hari ini (inginnya) dirasakan hari ini pula.
  5. Pemikiran dan penerapan yang salah bahwa bahasa Inggris mutlak hanya dipakai pada dikala pelajaran Bahasa Inggris saja, diluar pelajaran tersebut tidak perlu!
  6. Guru Bahasa Inggris yang kurang kompeten baik dari segi pengalaman penggunaan bahasa, kemampuan penguasaan bahasa, pemahaman dan penguasaan lingkungan (keadaan) kelas, aksentuasi pentingnya penguasaan bahasa dan penguasaan emosi anak didiknya. Hal ini menyerupai gampang dalam pembagian terstruktur mengenai kalimat tapi sulit dalam pembagian terstruktur mengenai tindakan. Hal paling sederhana yakni problem kebiasaan dan fasilitas sepihak guru (hanya mencari fasilitas dalam mengajar).
Sebenarnya masih banyak faktor lain yang mempengaruhi (minimal) kemauan anak didik untuk mencar ilmu bahasa Inggris. Diantaranya pemerintah kurang memperhatikan guru bahasa Inggris di tinggat Sekolah Dasar, hampir di setiap SD cukup hanya mengandalkan sukwan yang asal bisa Bahasa Inggris.

Untuk aktivitas sertifikasi guru juga tidak ada keharusan guru untuk di tes kemampuan berbahasa inggris, setidaknya ada pendidikan khusus untuk guru untuk sekedar tahu pengucapan bahasa inggris semoga guru tidak terlalu tabu dalam memakai bahasa inggris.
Mudah-mudahan artikel ini menjadi pemicu khususnya bagi guru-guru untuk mencar ilmu sedikit saja mengenal Bahasa Inggris……


Berbagai Sumber

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel