Ada Apa Dengan Laki-Laki??


Wahai laki-laki
Dengarkan usul alam
Apa hakekat hidup sebenarnya
Yang hanya berjalan sepenggal, dan sisanya ialah kenangan

Laki-laki simbol kekuasaan, keangkuhan, dan kekuatan
Laki-laki menuntut kesempurnaan pada seorang wanita
Yang dinikahi atas dasar cinta
Yang dinikahi dengan ibarat mengejar awan berarak
Yang dinikahi dengan rayuan
Yang dinikahi lewat usaha dan perebutan
Laki-laki menikah dengan perempuan pilihannya
Tanpa paksaan tanpa kesulitan

Sedang perempuan di nikahi, dengan sejuta belakang layar hati yang hanya menjadi MilikNya
Wanita di nikahi kadang alasannya ialah kepatuhan, ketakutan, dan juga jiwa yang rapuh
Wanita dalam kelembutan menentukan membisu dan mengalah
Meresa senang menyempurnakan hasrat
Merasa tersanjung “to be the only one”
“To be Wife is the prestigious word for a woman”
Anugrah yang diinginkan pada setiap pengantin perempuan
Menghargai kata-kata “istri” setinggi mungkin, menjunjungnya yang kadang kelewat tinggi.

Kebanggaan yang hanya dipamerkan pada TuhanNya.
Menyandang gelar suami, menempati posisi terbaik dalam dunia manusia
Menempati bab terindah dalam relung Ilahi.
Perempuan memperjuangkan ijab kabul setengah mati
Mengasah diri untuk terus tampil menarik demi suami
Mengasah diri untuk unggul di segala bidang kerumah tanggaan , demi menciptakan gembira suami.

Mengasah diri untuk terus maju, semoga menyamai anutan suami
Semua demi suami, seorang istri berjuang sendiri dalam kegalauan
Seorang istri berjuang sendiri dalam ruang yang terpantul-pantul alasannya ialah gema Tak ada yang mau tahu, apa maunya.
Tak ada yang mau mengerti, apa maksudnya.
Seorang istri tidur dalam mimpi panjang akan peluk, cium, kehangatan, dan kebanggaan dari sosok suami.

Tahun-tahun berlalu, dikala bab keluarga bertambah
Dengan hadirnya si buah hati
Istri tertatih-tatih lebih sering tanpa pertolongan suami
Mengurus anak, merawat, menawarkan semua pikiran dan hati untuk keluarga.
Hingga lupa tampil menarik
Hingga lupa merawat diri.
Hingga lupa tanpa gincu, dan bedak tebal
Hingga lupa badannya bacin bawang, terigu, dan trasi
Seorang istri tak pernah berfikir untuk mengakhiri cinta tanpa batas akhir
Dalam benak istri hanya satu, menyayangi sekali sehabis itu mati

Suami melihat istri, tak sabar
Menunggu, tak ikhlas
Memandang, tak jenak
Menoleh pun, enggan
Melihat istri, tak lagi sesempurna pengantin baru
Membuat suami lupa, lupa dimana letak derajat seorang istri dimataNya.

Ali menantu Rassulullah SAW, menggiling gandum untuk istri dan anaknya.
Rasulullah SAW, sendiri menjahit baju tanpa mengeluh.


Berbagai Sumber

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel